KETUA BAKORWIL FKBN PROPINSI PAPUA TENGAH, SAMUEL SAWYAR HADIRI ACARA PEMBUMIAN NILAI – NILAI PANCASILA”

Nasional

Nabire, Papua Tengah, Sabtu  22 Nopember 2025

BUSER BHAYANGKARA NEWS 

buserbhayangkaranews.my.id – Upaya memperkuat karakter kebangsaan di kalangan pemuda terus dilakukan Pemerintah Provinsi Papua Tengah. Salah satunya melalui kegiatan Pembumian Nilai-nilai Pancasila bagi Generasi Muda yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Papua Tengah di Hotel JDF Nabire, Sabtu (22/11/2025).

Kegiatan dibuka secara resmi Kepala Kesbangpol Provinsi Papua Tengah Albertus Adii, S.E., M.Si di ikuti sebanyak 150 peserta hadir dalam kegiatan ini, terdiri dari Paskibraka aktif dan Purna Paskibraka dari tingkat provinsi hingga kabupaten. Kehadiran mereka menjadi bagian penting dari proses pembinaan generasi muda yang diharapkan dapat menjaga nilai persatuan di tengah keberagaman masyarakat.

Kepala Kesbangpol Provinsi Papua Tengah, Albertus Adii, S.E., M.Si., dalam sambutannya mengatakan bahwa Pancasila merupakan kompas moral yang harus menjadi pegangan generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

“Teknologi berkembang pesat, informasi datang tanpa batas, tetapi nilai Pancasila adalah pondasi yang membuat kita tetap kokoh sebagai bangsa,” tegasnya.

Ia menegaskan, peran generasi muda—khususnya Paskibraka—sangat vital sebagai wajah dan representasi nasionalisme di daerah.

“Adik-adik bukan sekadar pengibar bendera pada upacara 17 Agustus. Kalian adalah Duta Pancasila yang memiliki tugas memberikan teladan di sekolah, kampung, hingga ruang digital,” kata Albertus.

Menurutnya, pembumian Pancasila harus benar-benar diwujudkan dalam laku kehidupan, bukan hanya dalam hafalan atau seremonial semata.

“Nilai ketuhanan mengajarkan moralitas dan toleransi. Nilai kemanusiaan menumbuhkan empati dan saling menghargai. Nilai persatuan menjaga kedamaian. Nilai kerakyatan memandu kita menyelesaikan persoalan lewat musyawarah. Dan nilai keadilan mendorong kita berkarya tanpa membedakan siapa pun,” urainya.

Narasumber Profesional Hadir Beri Penguatan Ideologi

Pelaksanaan kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari lembaga strategis nasional seperti:

▪ Tim Preventif Densus 88 AT Mabes Polri Wilayah Papua Rizki Hari F.P., S.H.,
▪ Ketua Bakorwil Forum Kader Bela Negara (FKBN) Republik Indonesia Provinsi Papua Tengah Samuel Sauwyar
▪ Perwakilan Purna Paskibraka Provinsi Papua Tengah Supami

Keikutsertaan narasumber tersebut diharapkan memberi pemahaman menyeluruh mengenai ancaman ideologi yang mengganggu persatuan nasional, seperti intoleransi, radikalisme, dan disinformasi.

Ketua Panitia, Maikel Gobay, S.E., M.A.P, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah solusi menghadapi tantangan sosial di era digital.

“Pemuda menjadi target utama provokasi dan informasi sesat. Karena itu, karakter dan daya nila bangsa harus diperkuat. Mereka harus bisa memilah informasi dan berdiri kokoh pada jati diri sebagai Bangsa Indonesia,” ujarnya.

Maikel menegaskan bahwa Paskibraka dipilih untuk menjadi peserta karena mereka adalah sosok yang sudah memiliki dasar kedisiplinan dan jiwa nasionalisme yang kuat.

Dukung Perdamaian dan Persatuan di Papua Tengah

Albertus menegaskan, Papua Tengah adalah rumah bersama bagi siapa saja tanpa memandang suku, agama, budaya, maupun asal-usul.

“Generasi muda harus menjadi benteng kebhinekaan. Kita harus saling menjaga dan membangun Papua Tengah sebagai tanah yang aman, damai, dan bersatu,” pesannya.

Acara kemudian resmi dibuka oleh Kepala Kesbangpol dengan seruan tiga kali Salam Pancasila yang disambut penuh semangat oleh seluruh peserta.

Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi, sesi dialog, serta pembekalan praktik pembumian nilai Pancasila dalam kehidupan sosial masyarakat.

Harapan Pemerintah untuk Generasi Muda Papua Tengah

Pemerintah berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sebatas pertemuan seremonial, tetapi menjadi gerakan nyata pemuda dalam:

– Menjaga harmoni dalam keberagaman
– Menyaring dan melawan berita bohong (hoaks)
– Membangun semangat gotong royong
– Menghindari perilaku intoleran
– Menjadi pelopor prestasi dan kedisiplinan

“Jadilah generasi yang tidak hanya bangga memakai atribut Merah Putih, tetapi juga menghidupkan semangat Merah Putih dalam tindakan,” tutup Albertus.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan menyanyikan yel-yel Pancasila yang menggema memenuhi ruangan acara. (ing elsa)

Generasi Muda Papua Tengah Didorong Menjadi Penggerak Pembumian Nilai Pancasila

Sementara itu dalam pemaparan materinya, Ketua Bakorwil Forum Kader Bela Negara (FKBN) Provinsi Papua Tengah Samuel Sauwyar mengatakan,
Pancasila bukan hanya sekadar ideologi negara, melainkan nilai hidup yang harus terus dihidupkan, terutama di tengah arus perubahan zaman dan kemajuan teknologi saat ini. Generasi muda, khususnya di Provinsi Papua Tengah, dinilai memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai persatuan, menjaga keamanan daerah, serta mendorong pembangunan kemandirian di berbagai sektor.

Menurutnya, Pembumian Pancasila dimaknai sebagai upaya menjadikan nilai-nilai Pancasila benar-benar mengakar dalam perilaku, bukan hanya sekadar hafalan atau seremonial semata. Konsep ini menekankan pemahaman yang tepat, penghayatan moral, penerapan dalam tindakan nyata, serta kemampuan menyesuaikan nilai-nilai tersebut dengan tantangan kekinian, termasuk dalam ruang digital dan dinamika sosial masyarakat Papua Tengah.

Setiap sila Pancasila memiliki makna dan pesan moral bagi generasi muda. Mulai dari menjaga toleransi antarumat beragama, menolak tindakan perundungan, hingga menghormati keberagaman suku, budaya, dan latar belakang masyarakat yang hidup berdampingan di Papua Tengah. Para pemuda juga diharapkan mengedepankan musyawarah dalam penyelesaian masalah serta menjunjung keadilan dalam berbagai aspek kehidupan sosial.

Pemuda Papua Tengah diharapkan tampil sebagai agen persatuan, garda terdepan dalam menjaga harmoni sosial dan mencegah potensi konflik horizontal. Mereka juga menjadi bagian penting dalam penguatan nilai bela negara, yang tidak semata terkait aspek fisik, melainkan tercermin melalui kepatuhan terhadap hukum, sikap kritis terhadap informasi, keberanian melawan hoaks, serta kepedulian pada lingkungan dan masyarakat sekitar.

Selain itu, pemuda menjadi kunci dalam menggerakkan pembangunan sektor ekonomi kreatif, digitalisasi, pendidikan komunitas, serta pelestarian budaya lokal. Keteladanan dalam penggunaan media sosial juga menjadi sorotan penting, dengan harapan generasi muda mampu menyebarkan konten positif, merawat rasa kebangsaan, dan menolak ujaran kebencian yang dapat memecah belah.

Meski demikian, berbagai tantangan turut menghadang, seperti derasnya penyebaran informasi palsu, konflik identitas, pengaruh budaya negatif, hingga penyalahgunaan teknologi digital. Nilai-nilai Pancasila hadir sebagai solusi untuk memperkuat semangat persaudaraan, etika sosial, dan gotong royong yang menjadi karakter bangsa.

Strategi pembumian Pancasila di Papua Tengah terus diperkuat melalui berbagai langkah, antara lain pendidikan karakter berbasis budaya lokal, pelatihan kader bela negara, gerakan media sosial yang mempromosikan konten edukatif, serta pemberdayaan pemuda dalam kepemimpinan dan wirausaha kreatif.

Pada akhirnya, pembumian Pancasila merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Namun, generasi muda menjadi faktor paling menentukan dalam menjaga masa depan Indonesia, termasuk Papua Tengah. Dengan memegang teguh nilai Pancasila, pemuda Papua Tengah diyakini mampu menjadi penjaga persatuan, pelopor pembangunan daerah, penggerak perdamaian, serta kader bela negara yang berintegritas.

Paparan Nilai-Nilai Pancasila dan Implementasinya bagi Generasi Muda Papua Tengah

Lebih lanjut dipaparkan Samuel Sauwyar, dalam pembumian Pancasila, setiap sila mengandung pesan moral yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata, terutama oleh generasi muda sebagai penjaga masa depan.

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama mengajarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan dan kebebasan beragama. Generasi muda Papua Tengah diharapkan mampu memelihara toleransi antarumat beragama.
Di era digital, hal ini diwujudkan dengan tidak menyebarkan ujaran kebencian berbasis agama, saling menghormati kegiatan ibadah, dan menciptakan ruang media sosial yang damai dan saling mendukung. Toleransi menjadi fondasi kehidupan sosial masyarakat yang majemuk.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila ini menegaskan pentingnya menghormati martabat setiap manusia tanpa kecuali.
Anak muda diajak menolak segala bentuk diskriminasi, bullying, dan kekerasan baik di sekolah maupun di ruang publik lainnya. Empati dan kepedulian harus tumbuh dalam tindakan nyata seperti saling menolong tanpa memandang latar belakang suku, warna kulit, atau budaya. Inilah sikap beradab yang mencerminkan nilai kemanusiaan sejati.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Papua Tengah adalah bagian penting dari Indonesia, rumah besar yang beragam namun tetap satu.
Pemuda harus menjadi garda persatuan, menjaga kerukunan antar suku dan kelompok masyarakat, serta tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang memecah belah.
Dengan mencintai budaya lokal serta bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia, maka persatuan bukan hanya slogan, tetapi menjadi kekuatan dalam menjaga keamanan dan keharmonisan daerah.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Demokrasi Indonesia menempatkan musyawarah sebagai jalan penyelesaian masalah.
Pemuda didorong untuk berani mengemukakan pendapat dengan sopan, menghargai pandangan orang lain, serta mengutamakan dialog ketika terjadi perbedaan.
Keterlibatan aktif dalam organisasi pemuda juga menjadi sarana melatih kepemimpinan dan kemampuan pengambilan keputusan yang adil bagi kepentingan bersama.

Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila terakhir menegaskan bahwa kesejahteraan harus dirasakan semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Generasi muda harus menumbuhkan sikap sportivitas, menolak ketidakadilan, dan mendukung usaha-usaha ekonomi yang memberdayakan masyarakat lokal seperti UMKM dan ekonomi kreatif.
Semangat membantu sesama tanpa memandang golongan adalah perwujudan nyata keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan memahami makna setiap sila dan menerapkannya dalam berbagai situasi — baik dalam pergaulan, dunia pendidikan, hingga penggunaan media sosial — generasi muda Papua Tengah dapat menjadi penjaga kerukunan, pendorong kemajuan daerah, penggerak perubahan yang bermoral, kader bela negara yang berkarakter Pancasila,” pungkas Sauwyar. (ing elsa)

Kasus SMAN 72 Jakarta Jadi Cermin Pentingnya Pembumian Pancasila di Era Digital

Sementara itu Rizky Hari F.P. , S.H.
Tim Preventif Densus 88 AT Mabes Polri wilayah Papua, dalam paparannya menyampaikan terkait dengan aksi terorisme Internasional, Nasional hingga Papua.
Bahwa terorisme yang terjadi merupakan rangkaian kelompok tingkat internasional seperti Alqaidah dan ISIS dan semua terorisme yang terjadi di Indonesia seperti Bom Bali terkait dengan terorisme tersebut.
Dalam kesempatan itu, Rizky menerangkan sejumlah kasus ektremisme yang terjadi dan
Kejadian yang baru-baru ini terjadi di SMAN 72 Jakarta membuka mata seluruh pihak bahwa upaya mencegah dan menangani kompleksitas ekstremisme kekerasan tidak bisa dilakukan secara parsial. Ketika seorang siswa menjadi korban perundungan (bullying), dampak psikologisnya dapat mengarah pada tindakan tak terduga dan tidak rasional. Sekolah, yang seharusnya menjadi ruang aman untuk tumbuh dan membentuk karakter positif, justru berpotensi meninggalkan trauma mendalam bagi peserta didik.

Menurutnya, di tengah kemajuan teknologi, ancaman kekerasan dan radikalisasi tidak lagi terlihat jelas. Anak-anak bisa terjerumus dalam kekerasan digital yang tak kasatmata. Transformasi radikalisme kini tidak membutuhkan proses panjang; cukup melalui algoritma dan ruang digital yang memperkuat kebencian, seorang remaja bisa masuk dalam lingkaran ekstremisme. Fenomena echo chamber yang menyempitkan cara pandang menjadi ancaman serius bagi generasi muda yang masih dalam proses pencarian jati diri.

Densus 88 AT Polri mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif menjaga ruang digital agar tidak menjadi sarang penyebaran paham kekerasan, terlebih yang menyasar anak-anak.

Momentum ini sekaligus menegaskan pentingnya pembumian dan pemahaman Pancasila secara nyata di kalangan generasi muda. Nilai gotong royong, kemanusiaan, dan persatuan harus hadir bukan hanya dalam hafalan, tetapi dalam tindakan, terutama dalam interaksi di ruang digital. Pendidikan Pancasila bukan sekadar mata pelajaran wajib—melainkan tameng ideologis yang melindungi anak bangsa dari paparan ekstremisme dan budaya kekerasan.

Sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu bergandengan tangan menanamkan karakter yang berlandaskan Pancasila: menghormati keberagaman, mengutamakan dialog, dan menjunjung kemanusiaan. Dengan itu, generasi muda tidak hanya cerdas teknologi, tetapi juga mampu menggunakannya untuk kebaikan bersama.

Kasus SMAN 72 menjadi pelajaran penting bahwa pembinaan mental dan karakter pelajar harus diperkuat. Pembumian Pancasila adalah upaya strategis agar para pelajar tumbuh sebagai generasi yang tangguh, berakhlak, serta memiliki daya tahan terhadap ideologi kekerasan. Dari sekolah, dari rumah, dan dari dunia digital—Pancasila harus kembali dihidupkan dalam setiap langkah generasi penerus bangsa.

“Program yang dilaksanakan dari
Kesbangpol Papua Tengah ini sangat bagus sekali. Artinya menimbulkan lagi nilai-nilai Pancasila dalam diri generasi muda itu sangat penting. Khususnya anak-anak Paski Beraka, karena anak-anak Paski Beraka merupakan agen perubahan di dalam mengajak seluruh elemen merasakan untuk bersama-sama mencegah radikalisme, ekstremisme, dan tersebut,” ujarnya.
“Harapan kami dari Densus 88 kepada adik-adik Paski Beraka ini sangat besar, Bapak. Kami berharap adik-adik Paski Beraka menjadi simbol bagi teman-teman di sebayanya untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dan menjaga kerukunan umat beragama, khususnya di Papua Tengah,” pungkasnya.

Jurnalis. : Toto Antoro
Nara Sumber : Samuel Sawyar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *